Berlebihan

Kadang di suatu lokasi, saya melihat pengadaan hardware sangatlah berlebihan. Komputer untuk client dengan spesifikasi high end, untuk Server tipe rack, jaringan fibre optic, akan tetapi aplikasi yang terpasang sebenarnya tidak perlu menggunakan komputer dengan spesifikasi sebagus itu. Projek banget gitu loh….hehe. Tapi pernah di suatu lokasi implementasi, kita menggunakan komputer yang seadanya, server juga tidak high end dengan PC biasa + upgrade memori 1 Gbyte , akan tetapi implementasi berjalan sangat bagus, karena memang niat dari pihak rumah sakit yang begitu tinggi terhadap berjalannya aplikasi. Rasanya puas mengoptimalkan sumber daya yang ada dan hasilnya pun maksimal. Coba anda bayangkan dengan server tipe rack , jaringan wireless dan mungkin pakai fibre optic, mungkin juga memakai Wave LAN untuk menghubungkan beberapa lokasi, tetapi aplikasi macet, karena niat dari SDM yang ogah – ogahan dalam menjalankan aplikasi…wah mending diberikan kepada yang memerlukan. Juga kadang ada salah seorang calon client, dia menginginkan jaringan wireless, pakai serat optic, server paling yahud..pakai model rack, heboh lah pokoknya. Yang penting itu aplikasi berjalan bagus dulu, tidak usah muluk muluk, karena yang pakai kabel saja sudah jalan bagus, mau pakai koneksi apa saja yang silakan, yang penting dana ada. Sesuai kebutuhan, jika dana mepet pakai yang sedang sedang dulu, upgrade kemudian yang penting sistem berjalan bagus dulu. Kadang aplikasi secanggih apapun bisa jeblok di lapangan karena masalah implementasi yang kurang bagus.Terlalu berlebihan kadang keinginan di hati, akan tetapi realita berbicara lain. Semoga bisa menjadi pengalaman bagi rekan rekan lain…

Kecerdasan Tempo Doeloe

Masih ingat blog saya mengenai Koboi, belum lama ini saya melihat acara di sebuah stasiun Televisi mengenai Indigo. Akan tetapi saya tidak akan membahas indigo disini, akan tetapi tentang Kompatiologi. Setelah saya melihat artikel tentang hal tersebut di internet, di dalam artikel tersebut dijelaskan bahwa manusia telah kehilangan kemampuan adaptasinya terhadap alam karena kemajuan teknologi yang begitu pesat saat ini. Bangku sekolah menghilangkan kemampuan manusia untuk berinteraksi dengan alam. Seperti pada blog mengenai Koboi, di jelaskan seorang Pak Wondo yang otodidak bisa ‘mengalahkan’ saingannya yang jelas – jelas lebih pandai secara intelegensia untuk memasang Tower di Cilacap. Karena seorang Pak Wondo sudah lama berinteraksi dengan alam, dapat merasakan gejala – gejala yang oleh orang awam tidak terdeteksi. Hal ini bukan karena Pak Wondo adalah orang sakti atau paranormal, akan tetapi karena dia sering mengasah kemampuannya dalam membaca alam selama bertahun – tahun dalam memasang tiang tower Wave LAN. Misal jenis tanah, arah angin, cuaca, petir dan lain sebagainya. Mungkin jika digabung antar teknologi dan kemampuan membaca dan berinterakasi dengan alam semuanya akan menjadi lebih baik. Idealis boleh saja, tetapi juga lihat realita. Salam untuk Pak Wondo.

Master Plan Rumah Sakit

Setiap kali berkunjung ke sebuah rumah sakit, hampir semua rumah sakit sekarang mempunyai master plan. Dengan master plan tersebut seharusnya Rumah Sakit dapat menjadi lebih baik di masa depan, karena lebih terarah dan teratur pembangunannya. Perlu di perhatikan juga pada saat pembangunan, dipikirkan adanya desain ruang untuk mendukung adanya SIMRS di masa depan, misal meja yang didesain bisa ditempatkan komputer, jalur kabel ( jika masih menggunakan kabel ), sehingga ketika pembangunan sudah jadi, rumah sakit tersebut sudah SIMRS ready. Juga diperhatikan juga mengenai alur pasien dan lalu lintas pasien karena desain gedung yang terlalu jauh akan menyebabkan tekanan darah pasien naik. Juga masalah kecepatan pelayanan, misal ruang MR tidak jauh dari bagian pendaftaran, sehingga untuk pencarian data pasien ( hardcopy ) dapat dipersingkat waktunya. Antara bagian kasir dan layanan pendukung lainya. Dan masih banyak lagi. Semoga bisa menjadi masukan bagi rumah sakit. Terima Kasih