The Way Of Life: Bakat Yang Hilang
Google

Wednesday, August 28, 2013

Bakat Yang Hilang

Seperti yang sudah saya ceritakan pada artikel terdahulu, yaitu nenek saya seorang yang serba bisa, salah satu kemampuannya adalah memasak. Tapi dari 2 anaknya yaitu ayah saya dan adik ayah saya tidak ada yang pandai memasak. Cucunya dari ayah saya yaitu saya, adik saya dan kakak saya juga tidak ada yang mewarisi bakat masak. Adik saya mewarisi bakat untuk membuat kerajinan tangan, sedangkan kakak saya yang memang seorang ibu rumah tangga, sudah pasti dan harus bisa memasak tapi secara skill dan kelezatan berbeda levelnya. Saya sendiri memasak sampai level "nasi goreng", itu saja dengan tanpa ada standart menu, dan itu membuat saya menurunkan "standart" lidah saya untuk menikmati hasil masakan saya yang rasanya "apa adanya", :). Apapun rasanya, hasil masakan buatan saya harus saya makan karena itu bentuk tanggung jawab dari "perbuatan" saya.
Nenek saya mempunyai standart yang cukup tinggi, sehingga dahulu tidak ada yang boleh memasak kecuali beliau. Sehingga segala secret ingredient milik beliau pun ikut hilang ketika beliau wafat. Tanpa dokumentasi, tanpa pewarisan, semua hanya ada di ingatannya.
Bakat memasak yang sekarang tampil justru dari istri saya, yang menurun dari ibunya, dari 3 bersaudara hanya istri saya yang punya feeling dalam memasak. Yang jadi misteri adalah apakah bakat masak dari nenek saya akan muncul kembali dari anak saya. Mungkin bisa saja, karena gen dari ibunya men-trigger bakat masak yang ada di dalam anak saya untuk muncul ke permukaan ( sebuah teori yang dipaksakan ). Atau murni bakat dari ibunya, atau bisa juga karena ada persilangan bakat dari nenek saya yang menurun ke cicit-nya. Yang jelas hal tersebut masih terlalu dini karena anak saya saat ini masih berumur 4 tahun dan masih berprofesi sebagai penikmat masakan. Kesukaannya malah pada komputer, khususnya game, maklum saja karena masih balita. Bakat memasak? Tunggu saja nanti. Apapun kemampuan anak kami, semoga bisa menjadikannya hebat di masa depan, Amien. Yang menjadi pertanyaan adalah, nenek saya memang berbakat, atau memang dia mengasah kemampuannya yang biasa saja menjadi luar biasa karena lahir di era yang harus berjoeang. Karena bakatnya seperti hilang ditelan bumi.

Special for : Bonfilio Wijaya dan Mama Filo Lenni Yovita

Labels: ,

0 Comments:

Post a Comment

<< Home