Jogjakarta Berhati Nyaman
Yogyakarta / Jogjakarta atau sebut saja Jogja merupakan salah satu kota favorit bagi para penimba ilmu dari seluruh Indonesia. Sehingga tidak salah sebutan sebagai kota pelajar yang didatangi pelajar dari seluruh propinsi di Indonesia. Kota yang kaya akan wisata kuliner dan kebudayaan jawa yang kental serta penduduk yang welcome dan open mind semakin membuat para pendatang khususnya pelajar semakin betah.
Berikut beberapa cerita menarik tentang orang orang yang pernah tinggal di jogja.
Sebut saja teman saya ini dengan inisial A, beliau dari kota Jepara yang kemudian merantau ke Jogja untuk menimba ilmu. Suatu pagi ketika ketika si A ini tidak punya uang untuk pulang dia ingin meminjam uang kepada temannya satu kost. "Dab, mbok aku dijilihi duit go balik ( Mas, aku boleh pinjam uang untuk pulang )". "Sik, yo kowe turuo sik, ngko sore duwit iku mesti ono!" ( Sebentar ya, kamu tidur tidur dulu, nanti sore duwit itu pasti ada!) begitu jawab teman 1 kostnya. Akhirnya setelah sore tiba temannya datang dan memberi uang kepada si A ini "Iki duit go tuku tiket bis balik, iki go mangan, iki go balik jogja" ( Ini uang untuk beli tiket pulang, ini untuk makan, ini untuk pulang balik jogja). "Duit soko ndi iki?"( Uang dari mana ini?") tanya si A. "Wes sante wae, pokok-e ono lah!" ( Sudah santai saja pokoknya ada deh) jawab rekan si A ini. Akhirnya si A pun bisa pulang ke rumahnya. Akhirnya setelah beberapa waktu berselang si A ini masih penasaran tentang asal muasal "uang misterius" yang pernah diberikan teman 1 kostnya. Kemudian dia bertanya kepada teman 1 kostnya " Dab, mbiyen kae kowe entuk duwit soko endi je?"(Mas, dulu itu kamu dapat uang dari mana?". Temannya pun tertawa sembari menjawab " Mbiyen kae aku menang main kertu nang kampus" ( Dulu itu aku menang main kartu / judi di kampus ). Ternyata teman si A ini adalah God of Gambler di kampusnya, lalu tertawalah mereka berdua. Kita tidak perlu memandang masalah judi-nya, karena menurut bang Rhoma berjudi itu haram.., tetapi bagaimana perkoncoan di Jogja begitu kental sampai si A ini geleng geleng kepala.
Sebut saja temannya teman saya ini si X, dia berasal dari Atambua. Sekitar tahun 1999 ketika terjadi konflik di Atambua, si X ini harus menelan pil pahit karena secara otomatis orang tuannya tidak bisa mengirim uang bulanan seperti biasanya, dan juga rumahnya di Atambua kena bom. Akhirnya selama beberapa bulan teman teman kostnya secara bergantian menghidupi dia, untuk bertahan hidup di Jogja.
Kedua cerita di atas merupakan cerita unik dan menarik tentang bagaimana rasa kesetiakawanan dan perkoncoan begitu kental di jogja. Bahkan ada orang tua teman saya yang mengharuskan semua anaknya mencicipi pendidikan di jogja. Sepertinya Jogja sudah seperti tempat pengemblengan "ilmu sosial" agar "rasa jogja" melekat pada anak anaknya. Juga saya kira masih banyak cerita menarik tentang kehidupan di jogja dari rekan rekan. Memang tidak salah kalau Jogja Berhati Nyaman.
gambar diambil dari sini
0 Comments:
Post a Comment
<< Home