Pages

Monday, August 07, 2017

Cara Mengatur Speed Mobil Tamiya STB

Gambar di atas bukan setting untuk balapan STB biasa, itu momen ketika salah kelas, info panitia-nya kelas ST Bebas ternyata lawan-nya mobil Sloop dan STO , ya sudah pakai full ammo, batre full, gear mentokin. Dapet kupon bukan karena paling cepat tapi karena yang lain klontang. Balapan paling "berdarah" sepanjang musim balapan. Jangan ditiru!

Dalam balapan tamiya mini 4WD kelas STB khususnya dan kelas yang lain pada umumnya. Mengatur kecepatan mobil merupakan salah satu unsur penting dalam memenangkan lomba. Kali ini saya akan berbagi ilmu, sehingga rekan rekan pemula bisa lebih kompetitif dalam membalap. Saya hanya mensharingkan apa yang saya dapat selama ini, tentu saja di luar sana masih banyak pembalap yang lebih jago yang mungkin bisa berbagi ilmu lebih dari saya.

Untuk mengatur kecepatan Tamiya kita ambil dari teknik  yang paling dasar yaitu pemilihan dinamo. Karena yang kita bahas kelas STB maka, kita hanya bahas seri Tuned. Saat tulisan ini ditulis ada 3 tipe dinamo Seri Tuned Yaitu, Torque, Atomic dan Rev. Masing - masing mempunyai karakter tersendiri. Pada prakteknya di track balapan khususnya di Indonesia yang selalu ada penghalang / buaya jadi yang bisa dipakai hanya tipe Torque dan Atomic. Karakter dari masing – masing tipe dimulai dari Torque, jelas tipe ini mempunyai torsi paling besar dibanding Atomic dan Rev,speed paling rendah. Untuk Atomic mempunyai torsi dibawah Torque dan speed di antara Torque dan Rev. Sedangkan tipe Rev mempunyai torsi paling lemah tapi speed paling tinggi.  Urutannya dari level torsi ke speed adalah, Torque – Atomic – Rev.

Mengapa tipe Rev sulit dipakai di track STB khususnya di Indonesia, karena dinamo tipe ini torsinya rendah, sehingga untuk melahap track yang penuh penghalang / buaya atau full tikungan tentu tidak cocok. Mobil akan mentok di buaya, dan mobil akan kesulitan mengail tenaga kembali setelah tikungan atau setelah jumping karena minim torsi.

Kita mulai dengan tipe Torque, tipe ini juga yang paling sering saya pakai untuk balapan. Tapi sekali lagi ini tergantung dari desain track lomba. Tipe Torque mempunyai torsi yang berlimpah sesuai namanya, sehingga dengan setting gear yang sama melawan dinamo Atomic,  Torque akan melesat duluan pada saat start awal dari box start. Juga untuk track yang full tikungan dan buaya yang banyak tipe ini cocok, karena mudah mengail tenaga kembali.

Teknik pengolahan torsi ini pernah saya saksikan sendiri ketika saya mengikuti race yang juga diikuti oleh guru tamiya saya dan team balap-nya. Saat bertanding mobilnya begitu dominan dan sangat cepat, sehingga berkali kali BTO ( best time overall / mobil dengan rekor waktu putaran tercepat ) dan mengalahkan rekor BTO yang dia buat sendiri akhirnya dia dan team mendapat BTO 1 dan BTO 2. Setelah saya tanya pakai mesin apa? Dia memperlihatkan menggunakan mesin / dinamo Torque dan gear paling rendah yaitu hijau + biru tua. Holy Shxt!. Mobil dengan gear rendah bisa mendapatkan BTO? Kuncinya ada di break in yang sempurna dan dinamo yang "berbakat", sehingga dinamo Torque bisa mencapai putaran yang menyamai atau hampir menyamai dinamo Atomic. Mobilnya bisa terlihat cepat, karena sekonyong konyong terlihat cepat, kenapa?  Karena kecepatanya konstan, mobilnya bisa mencapai speed maksimal kembali lebih cepat dari mobil lain karena gear-nya ringan ( low ), kemudian digabung dengan break in batere sehingga speed menjadi konstan. Juga dengan gear ringan ( low ) menghemat batere karena, beban dinamo lebih ringan.

Bahkan saat itu jika mobil mereka turun track,  pembalap lain cenderung mundur ke antrian belakang guna menghindari balapan satu race dengan mobil tersebut, karena tahu mobilnya akan kalah.

Tentu saja teknik ini tidak bisa diterapkan di semua track, kadang jika terlalu besar torsi pada banyak track membuat mobil menjadi terlalu "liar". Break in batere yaitu "menformat" batere dari kapasitas misal 800 mAH menjadi lebih besar, sehingga dengan berat batere yang ringan tetapi kapasitas maksimal / lebih besar. Biasanya para pembalap menggunakan charger PowerEx MH C-9000 untuk mem-break in.

Pada waktu itu panitia lomba sampai tidak percaya kalau dinamo yaitu dipakai adalah Torque, benar benar balapan yang luar biasa saat itu. Pada lomba saat itu mereka hampir mendapatkan semua gelar yaitu juara 1,juara 3 , BTO1 dan BTO2.

Jika membaca cerita di atas tentu kita akan berpikir, wah kalau begitu pakai dinamo Torque saja, gear pakai low pasti menang. Padahal di praktek sesungguhnya, mobil tamiya kita bisa dominan ada banyak faktor yaitu, mesin(dinamo) yang tepat, gear yang tepat, setting batere yang tepat, chassis yang tepat , ban yang tepat, karena desain track yang berbeda beda, bahkan misal ada dua track ( track A dan track B  yang model mirror dan kembar pun akan berbeda strateginya). Kita bisa lihat video dari Om Gordon Murray, salah seorang desainer mobil balap F1 yang membidani mobil balap Formula 1 Honda McLaren MP4/4 yang begitu dominan pada masanya, mobil ini kendarai oleh Ayrton Senna.


Kemudian tipe Atomic, tipe ini lebih “kalem” torsinya dari tipe Torque tetapi mempunyai speed / putaran yang lebih tinggi. Cocok untuk track yang mempunyai lintasan panjang, karena di lintasan tersebut Atomic mencapai tenaga puncaknya. Atau jika butuh lompatan yang “kalem” tipe ini juga cocok digunakan. Sekali lagi tidak ada patokan pasti track panjang harus Atomic atau track pendek pakai Torque, karena semua itu juga tergantung pada setting gear dan batere yang akan saya terangkan berikutnya.


Saya akan menjelaskan mengenai setting gear dari urutan speed :

Low : Hijau + Biru Tua
Middle : Coklat  + Merah
High : Coklat + Hitam
Super Speed : Kuning + Biru Muda

Yang paling sering digunakan adalah setting gear dari Low sampai High, karena di kelas STB jarang sekali track yang membutuhkan speed yang terlalu tinggi. Dari urutannya juga jelas bahwa setting gear Low mempunyai torsi yang paling besar, yang otomatis menang pada saat start awal, kemudian  berikutnya semakin kecil torsi dan semakin tinggi speed. Jika ingin mendapatkan speed yang tinggi dan torsi bisa menggunakan teknik "gear banci", yaitu menggunakan gear yang bukan pasangan-nya misal : Hijau + Merah atau Hijau + Hitam, dengan sedikit mengganjal sedikit tutup gear box agar lebih tinggi. Teknik "gear  banci" membuat mobil anda berkepribadian ganda, torsi ok, speed ok.

Cara membuat kombinasi gear banci, adalah dengan menganjal tutup gear box dengan potongan kardus kit yang dilem ke tutup gear box, seperti gambar di bawah ini.

Kombinasi Gear Banci Hitam - Hijau

Pengaplikasian Gear Banci pada chassis SFM

Posisi potongan kardus kit pada tutup gear box

Gunakan potongan kardus kit untuk membuat kombinasi gear banci, kemudian dilem Super Glue atau sejenisnya




Kemudian setting batere, secara sederhana semakin penuh batere maka torsi akan semakin tinggi, hal ini juga berpengaruh terhadap speed ( tergantung setting gear ).  Dengan begitu kita juga bisa mengatur speed dari mengatur tingkat kepenuhan batere.Teknik ini juga harus memperhatikan "kesehatan" batere, sehingga jangan sampai kita charge batere tidak full, mobil mogok di track karena batere habis. Ingat, mobil mogok karena kehabisan batere ketika balapan adalah salah satu kesalahan yang paling tidak elegan dalam balapan tamiya. Itu sama seperti Valentino Rossi atau Lewis Hamilton habis bensin ketika sedang balapan. Lebih keren klontang daripada habis batere :). Oleh karena itu diciptakanlah oleh pabrik Tamiya yaitu Batere Discharger / Auto Discharger. Fungsinya untuk mengurangi listrik yang tersimpan pada batere, dan karena para pembalap di Indonesia sangat kreatif, maka dibuatlah Auto Discharger dengan  Volt Meter digital agar lebih presisi. Yang menarik dari alat ini adalah masih diimpor dari Jepang alias Made In Japan. Karena biasanya alat alat elektronik sederhana seperti ini Made In China, mainan Tamiya Mini 4WD saat ini memang hanya dibuat oleh dua negara yaitu Jepang dan Filipina atas lisensi dari Tamiya Jepang.

Discharger - Made In Japan

Teknik mengatur tegangan batere ini juga berbeda jika yang dilombakan adalah track 5 jalur yang sampai tulisan ini ditulis hanya ada di Graha Tamiya Serpong Tangerang. Karena biasanya setting batere hanya untuk track 3 jalur. Track model "japan style" ini tidak ada buaya ( penghalang ) hanya jump ramp.


Track Tamiya STB 5 jalur di Graha Tamiya Serpong Tangerang



Karena mobil tamiya mini 4WD menggunakan dua buah batere, bisa juga dengan memakai teknik 1 batere full, 1 batere 3/4 full, atau 1 memakai batere  bagus, 1 lagi memakai batere kurang bagus ( batere lama ). Untuk teknik menggunakan batere berbeda juga perlu diperhatikan ukuran mAH batere, karena semakin besar mAH batere akan semakin berat, jika berat beda maka akan berpengaruh ke kestabilan mobil. Juga menggunakan batere dengan ukuran mAH lebih besar akan berpengaruh terhadap berat mobil sehingga mobil kurang lincah.

Merk batere misal VMP torsinya lebih rendah daripada merk Neo Champ, karena secara harga dan kualitas juga berbeda. Saat ini muncul merk Fujitsu,kalau saya rasakan torsinya hampir sama atau mungkin sama dengan Neo Champ,harga juga beda tipis. Pengunaan batere merk ternama semisal Neo Champ atau Fujitsu untuk mencapai kecepatan maksimal sah sah saja, hanya terkadang kita juga butuh kecepatan yang lebih "kalem" karena desain track balapan. Ingat, hampir sebagian besar material mobil balap khususnya kelas STB terbuat dari plastik sehingga mempunyai daya tahan terbatas. Mobil yang disetting batere menjadi full speed cenderung menjadi kurang presisi, karena beban  yang ditahan semakin besar.



Para pembalap kawakan, biasanya mengukur torsi dengan menjepit ban belakang mobil dengan ibu jari dan telujuk pada saat kondisi mesin nyala, dari posisi ban berputar sampai berhenti.  Dari situ mereka bisa mengukur seberapa torsi yang pas dengan merasakan seberapa kuat ban yang dijepit “memberontak”.


Teknik di atas mengingatkan saya pada pernyataan Serda Woli Hamsan yang merupakan penembak terbaik dari Kostrad yang menjadi penembak terbaik di Australian Army Skill at Arms Meeting ( AASAM ) 2017. Ketika peserta dari negara lain menggunakan wind meter untuk mengetahui kecepatan angin yang berpengaruh pada ketepatan menembak, Serda Woli Hamsan cukup mengambil rumput dari bawah dan melemparkan ke udara untuk mengukur kecepatan angin. Benar benar Cool Dude!


Jadi dari dinamo, gear dan batere kemudian ban. Ban memang tidak berpengaruh langsung ke kecepatan mobil pada saat dites menggunakan speed checker, tetapi ketika mobil melaju pada track., traksi pada ban pengaruh ke dalam kecepatan mobil, misal ban warna merah lebih lengket daripada ban super hard. Sehingga jika menggunakan ban warna merah akan lebih laju daripada menggunakan ban hitam ( tipe super hard ).  Oleh karena itu pemilihan ban juga berpengaruh terhadap kecepatan mobil. Diameter ban ( small atau medium ) juga tentu saja pengaruh pada akselerasi, tapi juga pengaruh pada lompatan.

Tujuan yang akan kita capai adalah, bagaimana membuat mobil tetap stabil di track dengan speed optimal. Dulu awal balapan saya hanya ingin mengejar BTO ( Best Time Overall / waktu tercepat ), tetapi oleh guru tamiya saya diberi nasihat “ Buatlah mobil yang stabil dengan speed optimal, jangan mengejar BTO, mendapat BTO hanyalah bonus”. Ya, jika kita cari BTO, yang ada mobil gampang rusak, karena kita hanya mencari speed dan speed. Mobil yang sering klontang ( keluar track ) sulit untuk mendapatkan juara karena mobil menjadi tidak presisi.
Mobil yang tenang dan jarang klontang akan jauh lebih menakutkan lawan anda daripada mobil yang cepat tapi kadang – kadang saja mencapai finish.
Itu sama saja seperti bertanding badminton atau ping pong, lawan kita selalu bisa mengembalikan bola yang kita smash.

Jadi misal mobil diukur speed-nya didapat 20 km/jam, kemudian ingin menurunkan jadi 19, maka bisa dengan teknik turun gear atau dengan mengurangi batere. Ingin lebih turun lagi bisa ganti dinamo, jadi berbagai variasi setting di atas bisa digunakan tergantung layout track  balapan. Ban selain bisa untuk mengatur speed juga untuk mengatur lompatan jadi perlu bijak dalam pemilihan ban. Dinamo dengan tipe yang sama pun bisa berbeda kecepatannya tergantung dari cara kita break in.

Jika dinamo dah ok, gear dah ok, batere dah ok, saatnya menjajal mobil anda di track.

RELEASE THE  BEAST!

Semoga tips di atas bisa membuat anda lebih kompetitif dalam balapan tamiya kelas STB.

Intermeso

Sekitar 30 tahun yang lalu tepatnya tahun 1987 pabrikan mobil sport Ferrari membuat mobil F40. Mobil ini merupakan mobil sport pertama yang boleh melaju di jalan raya yang bisa mencapai kecepatan lebih dari 200 Mph ( atau sekitar 320 km/jam ). Ingat itu dicapai 30 tahun yang lalu! Dengan teknologi saat itu, tentu merupakan usaha yang luar biasa.

Yang menarik dari F40 bukan hanya kecepatannya tetapi pendekatan yang dipakai dalam membuat mobil tersebut. Yaitu pendekatan “analog”. Ya analog, tidak seperti rivalnya pada saat itu yang “full elektronik” yaitu Porsche 959 dengan all whell drive system, monitor tekanan ban, pengaturan torsi elektronik dan sebagainya, sekali lagi ini dibuat tahun 80an. F40 dibuat dengan perangkat elektronik yang sangat minim.

Mobil F40 dibuat seringan mungkin, hal inilah yang membuat mobil F40 menjadi "minimalis". Seluruh body dibuat menggunakan serat karbon dan kevlar, bahkan cat pun sekadarnya sehingga masih terlihat tekstur serat karbon pada permukaan body. Tidak ada power steering, tidak ada power window, handle pintu dalam hanya berupa kawat, tidak ada sound system, tidak ada karpet mobil, tidak ada ABS, tidak ada kontrol traksi. Hal ini agar selain mobil ringan dan bisa memberikan pengalaman membalap terbaik. Tidak seperti mobil sport sekarang yang full elektronik, sehingga tidak ada interaksi langsung antar pengemudi dengan mobilnya karena semua diatur dan dimonitor oleh perangkat elektronik.


Sama seperti balapan tamiya mini 4WD, semua harus kita atur secara analog, dinamo, gear,batere dan sebagainya. Settingan mobil kita tersimpan secara "analog" pada gear, batere, ban, roller, akar untuk menaklukan track sepanjang 3 putaran. Justru inilah menariknya balapan Tamiya. So Enjoy It!


Cara merakit Tamiya STB

Tamiya STB

Cara Break In Dinamo Tamiya


No comments:

Post a Comment