Artikel ini merupakan artikel tambahan dari tulisan saya sebelumnya, yaitu Review I-Boost Andrion di motor Supra X 125. Pertanyaan yang sering muncul adalah, apakah alat ini menjadikan konsumsi bensin menjadi irit, jawabannya adalah iya. Tetapi seberapa irit saya tidak bisa menghitung tepatnya, tetapi akan saya coba hitung secara kasar. Karena kondisi lalu lintas jakarta yang macet, sehingga parameter pengukurannya terlalu banyak "noise".
Perhitungannya begini, perjalanan saya berangkat pulang sekitar 100 KM per hari, karena pernah saya hitung selisih odometer saya pas berangkat ke kantor yaitu sekitar 56 KM, artinya perhitungan kasar pulang pergi +/- 100 KM. Saya selalu membeli pertalite senilai Rp. 20.000, itu akan menaikkan indikator tangki bensin digital motor saya naik menjadi 4 bar. FYI indikator digital bensin Honda Supra X 125 ada 6 bar. Saya selalu mengisi ulang tangki tidak lama ketika indikator sisa 2 bar.
Artinya hitungan kasarnya jika saya membeli pertalite Rp 20.000 maka saya mendapat Pertalite sebanyak 2.56 liter ( harga Pertalite di DKI Jakarta saat ini Rp 7.800), Jika dibagi 4 bar, maka 1 bar-nya senilai 0.64 lt ( perkiraan kasar ).
Konsumsi harian saya setiap hari berangkat dan pulang rata rata menghabiskan 4 bar, artinya jika pagi sebelum berangkat saya isi Pertalite, pagi berikutnya saya mengisi Pertalite lagi.
Konsumsi harian saya setelah memakai I-Boost Andrion yaitu menjadi rata rata 3 bar PP, artinya secara kasar motor saya menjadi berhemat sekitar 0.64 liter. Tentu saja ini adalah hitungan yang sangat kasar. Bisa juga 1 bar itu "gemuk" atau 1 bar itu "kurus" karena indikator bensin mempunyai range tersendiri untuk tiap bar-nya. Hanya jika ada yang bertanya apakah motor menjadi irit setelah dipasang Iboost, jawabannya adalah Ya.
Jika ingin mengukur dengan tepat berapa kira kira pengiritannya, saran saya menggunakan jalur jalan yang steril ( tidak macet seperti lalu lintas jakarta ). Misal di sirkuit, juga dengan media ukur yang jelas, bukan kira kira saja.
Motor saya masih menggunakan karburator dan buatan tahun 2010, mungkin dengan motor yang lebih baru dan teknologi injeksi bisa mendapatkan hasil yang lebih baik. Karena tingkat kepresisian mesin motor yang sudah 8 tahun dipakai akan berbeda, kebetulan meskipun motor saya sudah mencapai lebih dari 100.000 KM, belum pernah turun mesin besar ataupun kecil.
Motor saya masih menggunakan karburator dan buatan tahun 2010, mungkin dengan motor yang lebih baru dan teknologi injeksi bisa mendapatkan hasil yang lebih baik. Karena tingkat kepresisian mesin motor yang sudah 8 tahun dipakai akan berbeda, kebetulan meskipun motor saya sudah mencapai lebih dari 100.000 KM, belum pernah turun mesin besar ataupun kecil.
Semoga bermanfaat bagi rekan rekan.
No comments:
Post a Comment